Pemberdayaan Remaja melalui Program Terintegrasi PATUJUA untuk Mencegah Stunting di Sulawesi Tengah

  • Putri Mulia Sakti Jurusan Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Palu
  • Sumiaty Sumiaty
  • Hasnawati Hasnawati
Keywords: PATUJUA, Pemberdayaan remaja, Sosialisasi

Abstract

Stunting merupakan masalah kesehatan yang dapat mempengaruhi sumber daya manusia di masa depan yang disebabakan oleh faktor multidimensi. Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah meresmikan program PATUJUA sebagai upaya untuk menurunkan perkawinan anak dan meningkatkan usia kawin pertama. Tujuan Penelitian ini untuk menilai indikator sosialisasi dan edukasi pemberdayaan remaja melalui program integrasi PATUJUA. Metode menggunakan desain dekriptif yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pantoloan, Kota Palu Sulawesi tengah pada bulan April - Juni 2022. Populasi, semua remaja yang berumur antar 11-20 tahun. Sampel sebanyak 96 orang dengan teknik pengambilan sampel secara accidental sampling. Data dianalisis secara univariat untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja. Hasil penelitian 71,9% responden mengetahui perubahan bentuk tubuh pada laki-laki dan 75,0% responden mengetahui perubahan bentuk tubuh perempuan, 23,9% responden menjawab tidak hamil jika melakukan hubungan seksual hanya sekali. Umur pertama kali laki-laki menikah 39,6% responden menjawab antara umur 19-25 tahun sedangkan untuk perempuan sejumlah 47,9% responden menjawab kurang dari 19 tahun. Usia memiliki anak pertama kali bagi laki-laki 50% responden menjawab antara umur 20 -35 tahun dan bagi perempuan 53,1 % responden menjawab umur dibawah 20 tahun, 86,4% responden mengetahui dampak kehamilan remaja bagi bayi. Kesimpulan pemberdayaan remaja melalui program integrasi PATUJUA dapat meningkatkan pengetahuan remaja terkait kesehatan reproduksi.

Published
2022-11-30