Hubungan Asupan Vitamin D dan Keluhan Muskuloskeletal pada Kelompok Usia 17-35 Tahun
Abstract
Defisiensi vitamin D masih menjadi masalah kesehatan global sampai saat ini, tidak terkecuali negara tropis yang memiliki lebih banyak paparan sinar matahari. Studi di negara-negara Eropa, Amerika dan Asia menunjukkan tingkat defisiensi vitamin D berkisar antara 45-90%. Indonesia termasuk negara dengan tingkat defisiensi vitamin D yang tinggi, tetapi laporan mengenai status vitamin D dan upaya pencegahannya belum banyak dilakukan. Keluhan pada muskuloskeletal akan menimbulkan gangguan atau sensasi ketidaknyamanan, memengaruhi performa dalam bekerja dan mengurangi produktivitas terutama pada kelompok usia dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan vitamin D dan keluhan muskuloskeletal pada kelompok usia 17-35 tahun pada mahasuswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Unika Atma Jaya dan kerabatnya pada rentang usia tersebut. Desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan potong lintang. Pengambilan data dilakukan dengan metode consecutive sampling pada tahun 2021 di Indonesia. Asupan vitamin D diukur dengan Vitamin D Estimation Only - Food Frequency Questionnaire dan keluhan muskuloskeletal diukur dengan kuesioner Nordic Body Map. Data dianalisis dengan menggunakan uji Chi-square. Subjek penelitian sebanyak 108 responden. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 67,6% responden dengan asupan vitamin D yang tidak adekuat dan 80,6% yang memiliki keluhan muskuloskeletal. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan vitamin D dengan keluhan muskuloskeletal pada kelompok usia 17-35 tahun (P-value= 0,379).