Faktor yang Berhubungan dengan Locomotive Syndrome pada Lansia
Studi pada Peserta Sekolah Lansia Indonesia Ramah Lansia (IRL) Jawa Barat
Abstract
Ageing atau proses penuaan adalah suatu proses yang terjadi secara bertahap seumur hidup yang sangat bervariasi, dan bersifat progresif dan kumulatif berupa penurunan fungsi fisiologis secara umum. Salah satu penurunan fungsi fisiologis adalah penurunan kekuatan otot dan keseimbangan yang mengakibatkan locomotive syndrome (LS). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap locomotive syndrome pada lansia di sekolah lansia Indonesia Ramah Lansia (IRL) Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai Juli 2022. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, desain penelitian cross sectional, dengan populasi peserta sekolah lansia IRL Jawa Barat berjumah 854, dengan purposive sampling sebanyak 200 responden. Analisis dilakukan secara bivariat dengan chi square dan multivariat dengan regresi logistik. Analisis bivariat menunjukkan faktor yang berhubungan dengan locomotive syndrome adalah Indeks Masa Tubuh (IMT) (nilai p = 0,010), hand grip strength (nilai p = 0,012) dan keseimbangan (nilai p = 0,001). Analisis multivariat menunjukkan bahwa factor keseimbangan merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap locomotive syndrome (nilai p = 0,001). Pencegahan locomotive syndrome dapat dilakukan dengan IMT yang ideal, melakukan aktivitas fisik untuk menjaga kekuatan otot dan keseimbangan. Perempuan mempunyai risiko lebih tinggi terjadi locomotive syndrome, maka disarankan untuk memprekecil faktor risiko sejak dini.