Determinan Faktor Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif pada Balita Stunting di Desa Cikunir
Abstract
Stunting dapat terjadi dalam kehidupan awal, terutama pada 1000 hari pertama sejak pembuahan sampai usia pertumbuhan dua tahun. Prevalensi stunting pada balita berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 sebanyak 37,2% dan pada tahun 2018 prevalensi ini menurun secara nasional menjadi 30,8% [2]. Menurut Unicef Framework faktor penyebab stunting pada balita salah satunya yaitu asupan makanan yang tidak seimbang. Asupan makanan yang tidak seimbang termasuk dalam pemberian ASI eksklusif yang tidak diberikan selama 6 bulan [3]. Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya gambaran determinan faktor yang mempengaruhi pemberian ASI ekslusif pada balita stunting di Desa Cikunir. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Analisis data yang digunakan dengan analisis univariat. Hasil penelitian didapatkan usia rata rata di 32,9 tahun, pendidikan ibu tamat SD (45,65%), pekerjaan IRT (95,65%), faktor pengetahuan kurang (63,04%), faktor sikap negative (52,17%), faktor sosial ekonomi dibawah UMR (82,61%), faktor dukungan suami negative (71,74%), faktor dukungan keluarga/orang tua positif (58,70 %), faktor dukungan tenaga kesehatan positif (78,26%). Saran bagi penelitian ini adalah tetap perlu peningkatan promosi kesehatan kepada masyarakat mengenai pemberian ASI secara eksklusif untuk meningkatkan cakupan pemberian ASI ekslusif dan dapat mengatasi permasalahan balita stunting.